Kuliah tamu KWU
Kuliah tamu kali ini dengan pembicara seorang pengusaha dalam berbagai bidang usaha yang telah dirintis selama berwirausaha. Pembicara pertama bernama Yuli asal daerah Nganjuk yang merupakan alumni mahasiswi Agribisnis UTM angkatan 2006. Beliau mengawali karirnya dengan membuka usaha pisang coklat keju namun setelah 2 bulan mengalami kegagalan, padahal beliau setelah lulus kuliah tahun 2010 sempat bekerja di BANK namun beliau merasa tidak cocok dengan pekerjaannya. Setelah itu beliau bersama suaminya yang merupakan alumni dari prodi Ilmu komunikasi UTM 2006 mencoba usaha yang lain yaitu rental PS, Nyoklat klasik dan yang lainnya, itu pun gulung tikar dan pada akhirnya dengan modal Rp 200.000,00 beliau bersama suami menjalankan usaha pakan burung love-bird dengan label nama “Exotic”.
Dari pengalaman beliau ilmu yang dapat diambil adalah bahwa seorang yang mempunyai niat dan tekad kuat untuk berwirausaha akan mencapai hasil yang diinginkan, walaupun awal merintis karirnya tidak selalu berjalan mulus. Sifat pantang menyerah juga menjadi kunci utama dalam berbisnis namun seorang pengusaha juga harus berani mengambil resiko dengan adanya suatu kegagalan.
Bukan hanya kak Yuli, namun juga ada rekan pemateri yang lain yaitu kak Retno (mbak poo), mas Shofyan dan juga mbak Mega. Mereka semua juga mengalami jatuh bangun dalam berwirausaha. Singkat cerita untuk mbak Poo, beliau dulu lulus 3,5 tahun dengan IPK 3,6, setelah lulus beliau bekerja di perusahaan Telkom kemudian mengundurkan diri karena merasa di perusahaan tersebut beliau tidak menemukan jati diri yang sebenarnya, kemudian beliau bekerja di BANK selama 4 tahun namun beliau juga memutuskan untuk mengundurkan diri dengan alasan “tempat saya bukan disini”, ungkapnya. Kemudian setelah mengamati keadaan lingkungan dengan warga masyarakat yang memiliki pikiran bahwa “seorang sarjana itu keren jika bersepatu” namun tidak berlaku dengan mbak Poo, beliau memilih untuk membuka usaha nyoklat klasik yang sekarang sudah ada 6 cabang dengan 10 orang karyawan, ada yang pelajar SMP, SMA, masyarakat biasa dan juga seorang mahasiswa yang kebetulan cabang tersebut ada di sekitaran kampus UTM.
Pembicara berikutnya ada mas Shofyan, beliau seorang pengusaha mini-market dengan awal toko kecil-kecilan dan barang yang dijual terbatas, kendala yang dihadapi adalah dimaki oleh masyarakat sekitar serta dibully, namun beliau tidak goyah dengan niatnya dalam berwirausaha . Dalam bangku perkuliahan beliau sudah merintis usaha dengan membuka cafe biru daun bersama ke 4 temannya dengan bantuan dana kewirausahaan 40.000.000,00, namun tidak bertahan lama kemudian cafe tersebut ditutup. Usaha yang dikembangkan saat ini yaitu mini marketnya dengan 6 orang karyawan. Pembicara selanjutnya adalah kak Mega yang awalnya membuka usaha pembuatan donat yang pada era saat itu belum booming seperti sekarang, namun dengan seiring berjalannya waktu usaha tersebut ditiru oleh banyak masyarakat kemudian beliau memikirkan usaha yang lain agar tetap berjalan dan memiliki penghasilan seperti semula. Kemudian beliau membaca peluang dengan usaha bahan baku pembuatan kue karena di daerah beliau yang menjual bahan baku tersebut hanya 1 itu pun dijual dengan harga yang mahal.
Dengan usaha yang dijalani saat ini beliau bersyukur karena Allah masih memberikan jalan untuk dia tetap berwirausaha, beliau juga menjual pizza, kue ulang tahun, kue lapis dan sebagainya.
Dari ke-4 pemateri tersebut ilmu yang saya dapat adalah bila menjalankan usaha setelah mengalami kegagalan dia harus bangkit lagi (tidak putus asa), pinta membaca peluang usaha, berani mengambil resiko, berfikir kreatif, dan juga niat yang kuat.
Dari pengalaman beliau ilmu yang dapat diambil adalah bahwa seorang yang mempunyai niat dan tekad kuat untuk berwirausaha akan mencapai hasil yang diinginkan, walaupun awal merintis karirnya tidak selalu berjalan mulus. Sifat pantang menyerah juga menjadi kunci utama dalam berbisnis namun seorang pengusaha juga harus berani mengambil resiko dengan adanya suatu kegagalan.
Bukan hanya kak Yuli, namun juga ada rekan pemateri yang lain yaitu kak Retno (mbak poo), mas Shofyan dan juga mbak Mega. Mereka semua juga mengalami jatuh bangun dalam berwirausaha. Singkat cerita untuk mbak Poo, beliau dulu lulus 3,5 tahun dengan IPK 3,6, setelah lulus beliau bekerja di perusahaan Telkom kemudian mengundurkan diri karena merasa di perusahaan tersebut beliau tidak menemukan jati diri yang sebenarnya, kemudian beliau bekerja di BANK selama 4 tahun namun beliau juga memutuskan untuk mengundurkan diri dengan alasan “tempat saya bukan disini”, ungkapnya. Kemudian setelah mengamati keadaan lingkungan dengan warga masyarakat yang memiliki pikiran bahwa “seorang sarjana itu keren jika bersepatu” namun tidak berlaku dengan mbak Poo, beliau memilih untuk membuka usaha nyoklat klasik yang sekarang sudah ada 6 cabang dengan 10 orang karyawan, ada yang pelajar SMP, SMA, masyarakat biasa dan juga seorang mahasiswa yang kebetulan cabang tersebut ada di sekitaran kampus UTM.
Pembicara berikutnya ada mas Shofyan, beliau seorang pengusaha mini-market dengan awal toko kecil-kecilan dan barang yang dijual terbatas, kendala yang dihadapi adalah dimaki oleh masyarakat sekitar serta dibully, namun beliau tidak goyah dengan niatnya dalam berwirausaha . Dalam bangku perkuliahan beliau sudah merintis usaha dengan membuka cafe biru daun bersama ke 4 temannya dengan bantuan dana kewirausahaan 40.000.000,00, namun tidak bertahan lama kemudian cafe tersebut ditutup. Usaha yang dikembangkan saat ini yaitu mini marketnya dengan 6 orang karyawan. Pembicara selanjutnya adalah kak Mega yang awalnya membuka usaha pembuatan donat yang pada era saat itu belum booming seperti sekarang, namun dengan seiring berjalannya waktu usaha tersebut ditiru oleh banyak masyarakat kemudian beliau memikirkan usaha yang lain agar tetap berjalan dan memiliki penghasilan seperti semula. Kemudian beliau membaca peluang dengan usaha bahan baku pembuatan kue karena di daerah beliau yang menjual bahan baku tersebut hanya 1 itu pun dijual dengan harga yang mahal.
Dengan usaha yang dijalani saat ini beliau bersyukur karena Allah masih memberikan jalan untuk dia tetap berwirausaha, beliau juga menjual pizza, kue ulang tahun, kue lapis dan sebagainya.
Dari ke-4 pemateri tersebut ilmu yang saya dapat adalah bila menjalankan usaha setelah mengalami kegagalan dia harus bangkit lagi (tidak putus asa), pinta membaca peluang usaha, berani mengambil resiko, berfikir kreatif, dan juga niat yang kuat.
Komentar
Posting Komentar